Diberdayakan oleh Blogger.

BIG DREAM CITY

RSS

Sebuah Motivasi Dari Seorang Pendaki


Salam lestari!


By the way, setelah aku menyusuri beberapa wacana. aku membaca sebuah kejadian yang mengejam benakku. .cerita penuh harmonisasi hidup. Pecinta alam.... ya, cerita ini menyangkut seorang pecinta alam .. apa sih? coba baca --->

SOE HOK GIE dan Gunung Semeru

SOE HOK GIE: Kenangan Kepada Seorang Demonstran
Enam belas Desember 30 tahun lalu, Soe Hok Gie, tokoh mahasiswa dan pemuda, meninggal dunia di puncak Gunung Semeru, bersama Idhan Dhanvantari Lubis. Sosok dan sikapnya sebagai pemikir, penulis, juga aktivis yang berani, coba ditampilkan Rudy Badil, yang mewakili rekan lainnya, Aristides (Tides) Katoppo, Wiwiek A. Wiyana, A. Rachman (Maman), Herman O. Lantang dan almarhum Freddy Lasut.
“Siap-siap kalau mau ikut naik lagi ke Gunung Semeru. Kasih kabar secepatnya, sebab harus ada persiapan di musim penghujan Desember, juga pertengahan Desember itu bulan puasa Ramadhan,” kata Herman O. Lantang, mantan pimpinan pendakian Musibah Semeru 1969, yang masih amat bugar di umurnya yang sudah lewat 57 tahun.
Terkejut dan tersentuh juga saya saat mendengar ajakan Herman itu. Dia merencanakan membentuk tim kecil untuk mendaki puncak Semeru lagi Desember ini, sambil memperingati 30 tahun meninggalnya dua sobat lama kami, Soe Hok Gie dan Idhan Lubis. “Kita juga akan berdoa, sekalian mengenang Freddy Lasut yang meninggal beberapa bulan lalu,” lanjutnya.
Soe meninggal dunia saat baru berumur 27 tahun kurang sehari. Idhan malah baru 20 tahun. “Tanpa terasa Soe sudah tiga dasawarsa meninggalkan kita sejak Orde Baru … perkembangan yang terjadi di Tanah Air dalam dua tahun terakhir ini, khususnya gerakan mahasiswa yang telah menggulingkan pemerintahan Orde Baru, mengingatkan kita kembali pada situasi tahun 1960-an, ketika Soe masih menjadi aktivis mahasiswa kala itu,” begitu bunyi naskah buku kecil acara “Mengenang Seorang Demonstran”, (berisikan antara lain diskusi panel soal bangsa dan negara Indonesia ini), yang bakal diselenggarakan Iluni FSUI dan Alumni Mapala UI.
Kasih Batu dan Cemara

Dari beberapa catatan kecil serta dokumentasi yang ada, termasuk buku harian Soe yang sudah diterbitkan, Catatan Seorang Demonstran (CSD) (LP3ES, 1983), di benak saya mulai tergali suasana sore hari bergerimis hujan dan kabut tebal, tanggal 16 Desember 1969 di Gunung Semeru.
Seusai berdoa dan menyaksikan letupan Kawah Jonggringseloko di Puncak Mahameru (puncaknya Gunung Semeru) serta semburan uap hitam yang mengembus membentuk tiang awan, bersama Maman saya terseok-seok gontai menuruni dataran terbuka penuh pasir bebatuan. Kami menutup hidung, mencegah bau belerang yang makin menusuk hidung dan paru-paru.
Di depan kelihatan Soe sedang termenung dengan gaya khasnya, duduk dengan lutut kaki terlipat ke dada dan tangan menopang dagu, di tubir kecil sungai kering. Tides dan Wiwiek turun duluan. Sempat pula kami berpapasan dengan Herman dan Idhan. Kelihatannya kedua teman itu akan menjadi yang paling akhir mendaki ke Mahameru.
Dengan tertawa kecil, Soe menitipkan batu dan daun cemara. Katanya, “Simpan dan berikan kepada kepada ‘kawan-kawan‘ batu berasal dari tanah tertinggi di Jawa. Juga hadiahkan daun cemara dari puncak gunung tertinggi di Jawa ini pada cewek-cewek FSUI.” Begitu kira-kira kata-kata terakhirnya, sebelum bersama Maman saya turun ke perkemahan darurat dekat batas hutan pinus atau situs recopodo (arca purbakala kecil sekitar 400-an meter di bawah Puncak Mahameru).
Di perkemahan darurat yang cuma beratapkan dua lembar ponco (jas hujan tentara), bersama Tides, Wiwiek dan Maman, kami menunggu datangnya Herman, Freddy, Soe, dan Idhan. Hari makin sore, hujan mulai tipis dan lamat-lamat kelihatan beberapa puncak gunung lainnya. Namun secara berkala, letupan di Jonggringseloko tetap terdengar jelas.
Menjelang senja, tiba-tiba batu kecil berguguran. Freddy muncul sambil memerosotkan tubuhnya yang jangkung. “Soe dan Idhan kecelakaan!” katanya. Tak jelas apakah waktu itu Freddy bilang soal terkena uap racun, atau patah tulang. Mulai panik, kami berjalan tertatih-tatih ke arah puncak sambil meneriakkan nama Herman, Soe, dan Idhan berkali-kali.
Beberapa saat kemudian, Herman datang sambil mengempaskan diri ke tenda darurat. Dia melapor kepada Tides, kalau Soe dan Idhan sudah meninggal! Kami semua bingung, tak tahu harus berbuat apa, kecuali berharap semoga laporan Herman itu ngaco. Kami berharap semoga Soe dan Idhan cuma pingsan, besok pagi siuman lagi untuk berkumpul dan tertawa-tawa lagi, sambil mengisahkan pengalaman masing-masing.Tides sebagai anggota tertua, segera mengatur rencana penyelamatan. Menjelang maghrib, Tides bersama Wiwiek segera turun gunung, menuju perkemahan pusat di tepian (danau) Ranu Pane, setelah membekali diri dengan dua bungkus mi kering, dua kerat coklat, sepotong kue kacang hijau, dan satu wadah air minum. Tides meminta kami menjaga kesehatan Maman yang masih shock, karena tergelincir dan jatuh berguling ke jurang kecil.
“Cek lagi keadaan Soe dan Idhan yang sebenarnya,” begitu ucap Tides sambil pamit di sore hari yang mulai gelap. Selanjutnya, kami berempat tidur sekenanya, sambil menahan rembesan udara berhawa dingin, serta tamparan angin yang nyaris membekukan sendi tulang.Baru keesokan paginya, 17 Desember 1969, kami yakin kalau Soe dan Idhan sungguh sudah tiada, di tanah tertinggi di Pulau Jawa. Kami jumpai jasad kedua kawan kami sudah kaku. Semalam suntuk mereka lelap berkasur pasir dan batu kecil Gunung Semeru. Badannya yang dingin, sudah semalaman rebah berselimut kabut malam dan halimun pagi. Mata Soe dan Idhan terkatup kencang serapat katupan bibir birunya. Kami semua diam dan sedih.
Mengapa Naik Gunung

Sejak dari Jakarta Soe sudah merencanakan akan memperingati hari ultahnya yang ke-27 di Puncak Mahameru. Malam sebelumnya, tanggal 15 Desember, dalam tenda sempit di tepi hutan Cemoro Kandang, Soe yang amat menguasai lirik dan falsafah lagu-lagu tertentu, meminta kami menyanyikan lagu spiritual negro, Nobody Knows, sampai berulang-ulang. Padahal irama lagu ini monoton sampai sudah membosankan kuping dan tenggorokan.
Idhan yang pendiam, cuma duduk tertawa-tawa, sambil mengaduk-aduk rebusan mi hangat campur telur dan kornet kalengan. Malam dingin dan hujan itu, kami bertujuh banyak bercerita, termasuk mendengarkan rencana Soe yang mau berultah di puncak gunung. “Pokoknya gue akan berulang tahun di atas,” katanya sambil mesam-mesem. “Nyanyi lagi dong. Lagu Donna Donna-nya Joan Baez itu bagus sekali.”
Pagi hari nahas itu, sebelum berkemas untuk persiapan pendakian ke puncak, kami sarapan berat. Soe yang biasanya cuma bercelana pendek, kini memakai celana panjang dengan sepatu bot baru. Bahkan dia mengenakan kemeja kaus warna kuning dengan simbol UI di kantung. “Keren enggak?” Tanyanya.
Rombongan pun berjalan mendaki, menuju Puncak Mahameru dari dataran di kaki Gunung Bajangan. Soe sebagaimana biasanya, selalu memanggul ransel besar dan berat, berjalan gesit sambil banyak cerita dan komentar. Ia mengisahkan bahwa di sekitar daerah itu pasti masih banyak harimau karena dia menemukan jejak kakinya. Dia juga menyebut kalau Cemoro Kandang berlumpur arang gara-gara kebakaran hutan pinus tahunan, sebagai pertanda seleksi alam dan proses regenerasi tanaman hutan.
Dosen sejarah ini terus nyerocos kepada mahasiswanya (saya), asal muasal nama recopodo alias arca kembar, serta mitologi Puncak Mahameru yang berkaitan dengan nasib Pandawa Lima dalam pewayangan Jawa. Namun sang mahasiswa juga membayangkan dengan geli, betapa kagetnya wakil DPR-RI saat itu ketika menerima bingkisan dari kelompok Soe berisi gincu dan cermin sebagai perlambang fungsi anggota DPR yang banci. Sayang, cuma segitu ingatan saya tentang Soe pada jam-jam terakhirnya.
Yang masih tetap terngiang justru rayuan dan “falsafahnya”, kala mengajak seseorang mendaki gunung. “Ngapain lama-lama tinggal di Jakarta. Mendingan naik gunung. Di gunung kita akan menguji diri dengan hidup sulit, jauh dari fasilitas enak-enak. Biasanya akan ketahuan, seseorang itu egois atau tidak. Juga dengan olahraga mendaki gunung, kita akan dekat dengan rakyat di pedalaman. Jadi selain fisik sehat, pertumbuhan jiwa juga sehat. Makanya yuk kita naik gunung. Ayo ke Semeru, sekali-kali menjadi orang tertinggi di P. Jawa. Masa cuma Soeharto saja orang tertinggi di P. Jawa ini,” kira-kira begitu katanya, sambil menyinggung nama mantan Presiden Soeharto, nun sekitar 30 tahun lalu.
Memang pendakian ke Semeru ini merupakan proyek kebanggaan Mapala FSUI 1969. Soe dengan keandalannya melobi kiri-kanan, mampu mengumpulkan dana untuk subsidi penuh beberapa rekan yang mahasiswa bokek sejati.
Singkat cerita, musibah sudah terjadi. Soe mungkin tidak membayangkan betapa kematiannya bersama Idhan Lubis bikin repot setengah mati banyak orang. Kami yang ditinggal dalam suasana tak menentu, selama sembilan hari benar-benar hidup tidak kejuntrungan. Selain puasa sampai tiga hari karena kehabisan makanan, kami makin sedih saat menerima surat dari Tides via kurir, menanyakan keadaan Soe dan Idhan.
Herman, kami sudah sampai di Gubuk Klakah hari Kamis pagi, sesudah jalan sepanjang malam (sekitar 20 jam). Pak Lurah menyanggupi tenaga bantuan 10 orang dan bekal. Mohon kabar bagaimana Soe, Idhan, dan Maman dll. secepatnya mendahului rombongan … Tides dan Wiwik 18-12-69.
Saya pun terpilih menjadi kurir, mendahului rombongan sambil membawa surat untuk Tides. Isinya apalagi kalau bukan minta bantuan tenaga dan bahan makanan. Herman pun menulis surat: Saya tunggu di Cemorokandang dan bermaksud menunjukkan “site” tempat jenazah Soe dan Idhan … kirimkan: gula/gula jawa, nasi, lauk, permen, pakaian hangat … sebanyak mungkin!
Akhirnya, semua bantuan tiba. Seluruh anggota rombongan baru berkumpul lagi pada tanggal 22 Desember di Malang. Kurus dan kelelahan. Maman terpaksa dirawat khusus beberapa hari di RS Claket. Sedangkan Soe dan Idhan, terbaring kesepian di dalam peti jenazah masing-masing. Untuk terakhir kali, kami tengok Soe dan Idhan. Soe yang mati muda, terbujur kaku dengan kemeja tangan panjang putih lengkap dengan dasi hitam. Jenis barang yang tidak mungkin dipakai semasa hidupnya.
Monyet Tua Yang Dikurung

Kalau diingat-ingat, selama beberapa minggu sebelum keberangkatan dengan kereta api ke Jatim, Soe memang suka berkata aneh-aneh. Beberapa kali dia mengisahkan kegundahannya tentang seorang kawan yang mati muda gara-gara ledakan petasan. Ternyata dalam buku hariannya di CSD, Hok Gie menulis: “… Saya juga punya perasaan untuk selalu ingat pada kematian. Saya ingin ngobrol-ngobrol pamit sebelum ke Semeru ….”
Soe yang banyak membaca dan sering diejek dengan julukan “Cina Kecil”, memanfaatkan kebeningan ingatannya untuk menyitir kata-kata “sakti” filsuf asing. Antara lain, tanggal 22 Januari 1962, ia menulis: “Seorang filsuf Yunani pernah menulis … nasib terbaik adalah tidak dilahirkan, yang kedua dilahirkan tapi mati muda, dan yang tersial adalah umur tua. Rasa-rasanya memang begitu. Bahagialah mereka yang mati muda.”
Soe yang penyayang binatang (dia memelihara beberapa ekor anjing, banyak ikan hias dan seekor monyet tua jompo), sebelum musibah Semeru itu sempat berujar: “Kehidupan sekarang benar-benar membosankan saya. Saya merasa seperti monyet tua yang dikurung di kebun binatang dan tidak punya kerja lagi. Saya ingin merasakan kehidupan kasar dan keras … diusap oleh angin dingin seperti pisau, atau berjalan memotong hutan dan mandi di sungai kecil … orang-orang seperti kita ini tidak pantas mati di tempat tidur.”
Arief Budiman, sang kakak yang menjemput jenazah Soe di Gubuk Klakah, juga merasakan sikap aneh adiknya. Sebelum dia meninggal pada bulan Desember 1969, ada satu hal yang pernah dia bicarakan dengan saya. Dia berkata, “Akhir-akhir ini saya selalu berpikir, apa gunanya semua yang saya lakukan ini. Saya menulis, melakukan kritik kepada banyak orang … makin lama makin banyak musuh saya dan makin sedikit orang yang mengerti saya. Kritik-kritik saya tidak mengubah keadaan. Jadi, apa sebenarnya yang saya lakukan … Kadang-kadang saya merasa sungguh kesepian.” (CSD) Arief sendiri mengungkapkan, ibu mereka sering gelisah dan berkata: “Gie, untuk apa semuanya ini. Kamu hanya mencari musuh saja, tidak mendapat uang.” Terhadap Ibu, dia cuma tersenyum dan berkata: “Ah, Mama tidak mengerti”.
Arief pun menulis kenangannya lagi: … di kamar belakang, ada sebuah meja panjang. Penerangan listrik suram karena voltase yang selalu naik turun kalau malam hari. Di sana juga banyak nyamuk. Ketika orang-orang lain sudah tidur, sering kali masih terdengar suara mesin tik … dari kamar yang suram dan banyak nyamuk itu, sendirian, sedang mengetik membuat karangan … saya terbangun dari lamunan … saya berdiri di samping peti matinya. Di dalam hati saya berbisik, “Gie kamu tidak sendirian”. Saya tak tahu apakah Hok Gie mendengar atau tidak apa yag saya katakan itu.
Mimpi seorang Mahasiswa Tua

John Maxwell yang menyusun disertasinya, Soe Hok Gie – A Biography of A Young Indonesia Intellectual (Australian National University, 1997), menjabarkan betapa banyaknya komentar penting terhadap kematian Hok Gie. Harian Indonesia Raya yang masa itu sedang gencar-gencarnya mengupas kasus korupsi Pertamina-nya Ibnu Sutowo, memuat tulisan moratorium tentang Soe secara serial selama tiga hari.
Mingguan Bandung Mahasiswa Indonesia, mempersembahkan editorial khusus:

…Tanpa menuntut agar semua insan menjadi seorang Soe Hok-gie, kita hanya bisa berharap bahwa pemuda ini dapat menjadi model seorang pejuang tanpa pamrih … kita membutuhkan orang seperti dia, sebagai lonceng peringatan yang bisa menegur kita manakala kita melakukan kesalahan.
Di luar negeri, berita kematian Soe sempat diucapkan Duta Besar RI Soedjatmoko, di dalam pertemuan The Asia Society in New York, sebagai berikut:

… Saya ingin menyampaikan penghormatan pada kenangan Soe Hok-gie, salah seorang intelektual yang paling dinamis dan menjanjikan dari generasi muda pasca kemerdekaan …. Komitmennya yang mutlak untuk modernisasi demokrasi, kejujurannya, kepercayaan dirinya yang teguh dalam perjuangan … bagi saya ia memberikan suatu ilustrasi tentang adanya kemungkinan suatu tipe baru orang Indonesia, yang benar-benar asli orang Indonesia. Saya pikir pesan inilah yang telah disampaikannya kepada kita, dalam hidupnya yang singkat itu.
Kepada Ben Anderson, pakar politik Indonesia yang juga kawan lengket Soe, dalam salah satu surat terakhirnya, Soe menulis,

… Saya merasa semua yang tertulis dalam artikel-artikel saya adalah sejumput petasan. Dan semuanya ingin saya isi dengan bom!
Dari cuplikan berbagai tulisan Soe, terasa sekali sikap dan pandangannya yang khas. Misalnya, Soe pernah menulis begini:

Saya mimpi tentang sebuah dunia, di mana ulama – buruh – dan pemuda, bangkit dan berkata – stop semua kemunafikan, stop semua pembunuhan atas nama apa pun. Tak ada rasa benci pada siapa pun, agama apa pun, dan bangsa apa pun. Dan melupakan perang dan kebencian, dan hanya sibuk dengan pembangunan dunia yang lebih baik.
Khusus soal mahasiswa, menjelang lulus sebagai sejarawan, 13 Mei 1969, Soe sempat menulis artikel Mimpi-Mimpi Terakhir Seorang Mahasiswa Tua. Dalam uraian tajam itu, ia menyatakan:

… Beberapa bulan lagi saya akan pergi dari dunia mahasiswa. Saya meninggalkan dengan hati berat dan tidak tenang. Masih terlalu banyak kaum munafik yang berkuasa. Orang yang pura-pura suci dan mengatasnamakan Tuhan … Masih terlalu banyak mahasiswa yang bermental sok kuasa. Merintih kalau ditekan, tetapi menindas kalau berkuasa.
Saat dirinya masuk korps dosen FSUI, secara blak-blakan Soe mengungkap ada dosen yang membolos 50% dari jatah jam kuliahnya. Bahkan ada dosen menugaskan mahasiswa menerjemahkan buku. Terjemahan mahasiswa itu dipakainya sebagai bahan pengajaran, karena sang dosen ternyata tidak tahu berbahasa Inggris.
Masih di seputar mahasiswa, dalam nada getir, Soe menulis:

… Hanya mereka yang berani menuntut haknya, pantas diberikan keadilan. Kalau mahasiswa Indonesia tidak berani menuntut haknya, biarlah mereka ditindas sampai akhir zaman oleh sementara dosen-dosen korup mereka.
Khusus untuk wakil mahasiswa yang duduk dalam DPR Gotong Royong, Hok Gie sengaja mengirimkan benda peranti dandan. Sebuah sindiran supaya wakil mahasiswa itu nanti bisa tampil manis di mata pemerintah. Padahal wakil mahasiswa itu teman-temannya sendiri yang dijuluki “politisi berkartu mahasiswa”. Langkah Soe ini membuat mereka terperangah. Sayangnya, momentum ini kandas. Soe Hok Gie keburu tewas tercekik gas beracun di Puncak Mahameru.
Berpolitik Cuma Sementara

John Maxwell dalam epilog naskah buku Mengenang Seorang Demonstran (November 1999), menulis begini,
“Saya sadar telah menulis tentang seorang pemuda yang hidupnya berakhir tiba-tiba, dan terlalu dini dengan masa depan yang penuh dengan kemungkinan yang begitu luas.”

Kita telah memperhatikan bagaimana Soe Hok Gie terpana politik dan peristiwa nasional, setidak-tidaknya sejak masih remaja belasan tahun … namun hasratnya terhadap dunia politik, diredam oleh penilaiannya sendiri bahwa dunia politik itu pada dasarnya lumpur kotor. Semua orang seputar Soekarno dinilainya korup dan culas, sementara pimpinan partai dan politisi terkemuka, tidak lebih dari penjilat dan bermental “asal bapak senang”, serta “yes men”, atau sudah pasrah.
Pandangan ini menjadi latar belakang pembelaan Soe akan kekuatan moral dalam politik di awal tahun 1966. Keikutsertaannya dalam politik hanya untuk sementara. Pada pertengahan tahun yang sama, dia menyampaikan argumentasi bahwa sudah tiba saatnya bagi mahasiswa untuk mundur dari arena politik dan membiarkan politisi profesional bertugas, membangun kembali institusi politik bangsa.”

Demikian tulis Maxwell.
Soe memang sudah bersikap. Dia memilih mendaki gunung daripada ikut-ikutan berpolitik praktis. Dia memilih bersikap independen dan kritis dengan semangat bebas. Pikiran dan kritiknya tertuang begitu produktif dalam pelbagai artikel di media cetak. Namun secara diam-diam, Soe ternyata juga menumpahkan unek-uneknya dalam bentuk puisi indah. Salah satunya Mandalawangi-Pangrango yang terkenal di kalangan pendaki gunung.
Pemuda lajang yang sempat pacaran dengan beberapa gadis manis FSUI, selain kutu buku, macan mimbar diskusi, kambing gunung, tukang nonton film, juga penggemar berat folk song (meski sama sekali tak becus bernyanyi merdu). Berbadan kurus nyaris kerempeng, di gunung makannya gembul.
Bagi pemuda dan khususnya mahasiswa demonstran, masih ada potongan puisi Hok Gie yang sempat tercecer, baru muncul di harian Sinar Harapan 18 Agustus 1973. Judulnya “Pesan” dan cukilan pentingnya berbunyi:
Hari ini aku lihat kembali

Wajah-wajah halus yang keras
Yang berbicara tentang kemerdekaaan
Dan demokrasi
Dan bercita-cita
Menggulingkan tiran
Aku mengenali mereka
yang tanpa tentara mau berperang melawan diktator
dan yang tanpa uang
mau memberantas korupsi.

Kawan-kawan

Kuberikan padamu cintaku
Dan maukah kau berjabat tangan
Selalu dalam hidup ini?


Sumber : catros.wordpress.com

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Ijen in my eyes !

ya !! aku nggk begitu suka dengan kata-kata "muncak" entah kenapa. tapi, tanggal 4 november - 5 november 2013, kalimat itu aku tarik kembali....

Sepulang sekolah,,, prepare barang yang bakal dibawa....
Sekitar jam setengah lima sore gituu, aku berangkat sama Ganes,Abi dannn Rizal.. Cuma berempat? nggk kok, kita bersepuluh, tp berhubung aku nebeng dan ketiga temenku itu cerewettt... maksa ngajak berangkat duluann.. yaudah lah. aku dan mereka berangkat.. di sisi lain Citra sama mas Resi masih on the way ke kosan mbk Sylvi buat mbarengi mbak Sylvi dkk...

***

Magrib... aku dan ketiga temenku yg sudah aku sebutin tadi nyampe Bondowoso. Kita solat magrib dulu di Masjid Agung Bondowoso.. Sambil nunggu rombongannya Citra. Lah.... Kita mau kemana sih? hahaha.. cas cis cus.... kita mau ke Kawah Ijen.. berenanggg.. LOL.
Terusss.... waktu nunggu Citra dkk Ganes,Abi sama Rizal nggk sabar pengen langsung ke Ijen. Alhasil kita jalan sedikittt, nunggu Citra dkk di terminal. Dan untuk sekian kalinya abi berkata, "kita anak jalanan...."
Terserahlah apa kata..

Nah! setelah kita kumpul semua...
Kita capcusss ke Ijen...

***

setelah melewati "rel buatan" warga bondowoso buat nyebrang ke kota sebelah, kita sempat tersesat.. karena Citra + mas Resi terlalu "ngerace" yang mana kita nggk bisa nututin. iya lah, wong di daerah situ rame. Lanjut, kita ketemuu...
Kita bertaruh nyawa men, melewati bukit-bukit, tikungan, pepohonan, tak ada listrik melainkan cukupma  lampu depan sepeda motor kita yang nyala. Pepohonan itu yang jadi saksi bisu kita tertekam udara yang hampir 0 derajat. -esihhh- ya ! Di situ dingin bangettt.. Aku yang digonceng aja nggk kuat -_- Salut,deh, buat para penyetir xD wkwk..... 

***
"SELAMAT DATANG DI KAWAH IJEN !!!" teriakan itu terdengar dr belakang motorku.. Yaa. Mbak Sylvi teriak-teriak xD jam 10 malam.. kita nyampe di Ijen setelah 2 kali lapor ke petugas2nya. Setelah nyampe di Ijennya, kita lapor lagi... terusss... kita ke lapangannya Ijen *mendirikan tenda.. taraaaaa* baru kali ini aku ngutek-ngutek tenda. wkwk... yang nggk berdiriin tenda, nyari kayu buat api unggun... dannn nggak ada minyak tanah -_- anak-anak pun make bensin.. gilaaaa...

Setelah tenda berdiri... Ada yang beda... Tendakuu kecil sendiri -_- Tendanya Ganes bagus, tenda yg buat temen2nya mbak Sylvi lumayan.. Tendakuuu hanya cukup 2 orang -_- hyaaa... tak apalah... acara selanjutnya.. makan, minum, berdiam diri di dekat api unggun.. Sumpah ! Udaranya panas bangettt... Membekuuuu semuaa ini -_-  

Setelah makan, kita beristirahat. Ada yg ngopi, nyanyi-nyanyi, curcol-curcol xD aku dama Citra diem di tenda sambil crita-crita.. Nggak kuat juga rasanya melek terus. Yaudah, kita berusaha merem... Dapet satu jam merem. Aku kebangun "citt, kok kakiku duinginnn, gemeteran citt" *ngeliat jam, jam 12 malam* "haa.. iyo reg.. uademm..." citra nyahutt.. "wuuuu ademmmm" akuu nyeletuk. wuss Sumpahh ini kayanya suhunya minus deh -_-
#NgecampIjen
Jam 1.an... aku sama citra bangun... terus keluar tenda... pusss.. dinginnya nylekit -,,- tapi lumayann sihh, enakan diluar daripada ditenda.. kl ditenda berusaha nahan dingin, kl diluar dinginnya bikin tubuh nggak kerasa apa-apa..

***
Jam setengah dua...
"mas muncak?" kata citra.. "ya ayowes" jawab Mas Resi.. Sebelum muncak, kita kumpul, berdoa..... Bissmillah.. dannnnn...................................
berbekal coklat dan susu di jaket serta air putih di genggamanku. kita muncak nggk bawa tas. 
Trek awal masih biasa sih... 

......

"Cit... capekk.. tunggu" -aku-

*melangkah lagi*

"Cit.. tunggu.. berhenti dulu.." -aku-

hahahaha.. aku aku -_-

"cit.. kita sampe puncak !! haruss !! semangat.. kita sampe puncak, diklat besok lancar !!" -hahaha motivasi muncak yg LOL-

***
dan akhirnyaaa.. kita nyampe di atass..
Jam setengah 4 kurang lahh kita sudah nyampe di atas.. 
Alhamdulillah, dengan terjangan anginnn yang kencang kita bersembunyi dibalik bukit-bukit. Wa !! kita nyaksiin lukisan 3D Allah ^^ Blue Fire di depan mata kitaa...

Inilahhh kitaaa... 
Aku, mbak Sylvi + Citra


Aku sama Citra

Ya ! Aku sama Citra


Wawww

Aku, mbak Sylvi + Citra
Pose belum siap ini -_-

Mbak Sylvi, mas Resi + Citra
Tiga saudara kece (y)
kompak bangettttt !!!

Ini diaaa.. Kitaaa

Rizal + mas Resi

KITA
Kita nunggu sampe jam 6an buat turun.. :v

on the way pulang masih aja foto-foto xD

merekaa (y)
***
Kita sampe di tenda jam 8an gitu.. terus kita makann pop mie... dll... ke kamar mandi... buang hajat :v dll... wkwk.. terus istirahat bentar.. tidur-tidur...

Jam 9an kita beres-beres... dann pulanggggg ke Jember...

cussss...

Jam 12an kita sampe Jember..

***
kini banyak makna dibalik kata "muncak".... Citra !!! dia yang pertama kali menyatukanku dengan alam .. pendakian pertama :v Kawah Ijen dengan transportasi sepeda motor... :v
SUSAH SENANG kita rasakan ^^

Semoga kita dapat melakukan pendakian berikutnya di lain waktu..
Aamiin..
Siapa takut 

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Melukis Bayangmu

Ada rekomendasi laguu galau nihh ---->


Adera - Melukis Bayangmu

Ku melintas pada suatu masa
Ketika ku menemukan cinta
Saat itu, kehandiranmu
Memberi arti bagi hidupku

Meskipun bila saat ini
Kita sudah tak bersama lagi
Ada satu yang kurindu
Kehangatan cinta dalam pelukanmu

Biarkan aku melukiskan bayangmu
Karena semua mungkin akan sirna
Bagai rembulan sebelum fajar tiba
Kau selalu ada walau tersimpan
Di relung hati terdalam

Biarkan aku melukiskan bayangmu
Karena semua mungkin akan sirna
Bagai rembulan sebelum fajar tiba
Kau selalu ada walau tersimpan
Di relung hati terdalam

Karena semua mungkin akan sirna
Bagai rembulan sebelum fajar tiba
Kau selalu ada walau tersimpan
Selalu kusimpan, di relung hati terdalam


  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Kelompok Ilmiah Remaja

We are 26th Senior




Ketua Umum                        : Radityo Indra Winarno
Ketua I                                  : Maghfiroh Arif
Ketua II                                 : Husada Tsalitsa Mardiansyah
Sekretaris I                            : Nurin Kamila
Sekretaris II                           : Prisilia Adinda Maretna
Bendahara I                           : Evi Dwi Pratiwi
Bendahara II                          : Exist Saraswati
Koord. Fisika                         : Erlina
Wakoord. Fisika                     : Nurlaila Ayu P.
Anggota Fisika                      : Dimas Raka Wardhana
                                                Siti Miftahul Febriani
Koord Biologi                        : Shela Emilia Permata Sari
Wakoord. Biologi                  : Nurfaizah Titisari
Anggota Biologi                    : Aulia Rafikasari
                                                Bayu Dwi Permana
Koord. IPS-K                        : Ghania Ahsania
Wakoord. IPS-K                   : Citra Wahyuningtyas
Anggota IPS-K                      : Dwi Damara Kartikasari
                                                Rizky Gilang Kurniawan
Koord. Humas                       : Agnellia Maulidya Utami
Wakoord. Humas                  : Ihza Ridha Fathdien
                                                M. Anwar Ibrahim
Koord. Pubdok                      : Regita Ramadhanty Adyakna
Wakoord. Pubdok                 : Calista Putri Savira
Anggota Pubdok                    : Ajie Dharmawan
                                                 Fatimah Shahzanan
Koord. Kedisiplinan               : Wafi Adizara Muzakki
Wakoord. Kedisiplinan          : M. Anugrah Mauludi
Anggota Kedisiplinan            : Iqbal Amirullah

Kami keluarga KIR SMA 1 Jember. Bersama mengembangkan pengetahuan  untuk negara (…)

HIDUP KIR !!!


kir.sman1jember.sch.id

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

GALAU MODE ON

ada lagu #Recomended untuk kalian yang masih galau gegara lopeklopek #eh


Rumor - Memanggil Namamu 

Intro : F#m D F#m E
A             F#m
Telah lama sudah ku rasakan
D             Dm
Cinta ini terhadapmu
A           F#m
Cukup lama aku terdiam
D            Dm                Em
Tak katakan hasrat ini padamu ooh...

Bm           D
Namun tetap tak mudah
Bm             B      E
Dua hati kita dapat menyatu

B               E
Berulang kali aku katakan
C#m                    B
Hati ini takkan lelah tuk katakan cinta
      E                   B E
Memanggil namamu oh sayangku

A               F#m
Telah lama ku simpan rasa ini
D               Dm
Sudah ku rasakan kau akan khianati
A               F#m            D
Rasa ini (rasa ini) cinta ini terhadapmu
Dm                    F#m          E    A
Bagai serpihan cinta tak kasat di hati ini

Bm            C#m
Berikan ooh berikan cintamu
D        E
Utuh padaku

B               E
Berulang kali aku katakan
C#m                    B
Hati ini takkan lelah tuk katakan cinta
         E
Memanggil namamu oh sayang

B                 E
Seringkali kau acuh padaku
C#m                           B        E     Bm
Di saat aku katakan cinta, memanggil namamu ooh ...
        C#m                     B
Memanggil namamu (memanggil namamu)
       E                      F# B
Memanggil namamu (namamu) sayangku

Outro : B G#m Em C#m B

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

I WILL WHAT I WANT !

Satu kalimat motivasi utk hidup ini. iya sih semua org bakal bilang kalau aku mustahil dapetin ai u e o... tapi, di kamus hidupku, ga ada yang mustahil. aku harus bisa! semua butuh waktu kan..

Banyak orang di belakangku yang mungkin tidak suka denganku... (pede abis)
yaaa.. aku diem aja sih. dia motivasi aku utk dapetin impianku, aku bakal nunjukin suatu saat nanti aku PASTI BISA!
I WILL WHAT I WANT..
Beberapa keinginan yang aku tulis di BlueBook.ku akan kuraih secara perlahan. Tentunya, dengan awal 'USAHA' yang selalu disertai do'a ^^
Say 'No matter how many times I fall down, I will not fail if I got up every time I fall ! Be brave ! No one can fall all the time'

Ini sepercik hidupku. Bagaimana hidupmu?
yo bangkit ! SEMANGAT ! ^^

*Slipping or falling is a logic cost of achieving success*


  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Despicable Me 2

Nahh! Sekarang aku bakal ngepos tentang pembuatan film DM2.. itutuh si kuning yang nyanyi "Ba..ba..baa..ba..ba..na..na..na.." ya!

Ayo simak!

Looney Tunes memainkan peran dalam evolusi antek Gru itu, yang terdiri dari bahasa, Spanyol, Italia referensi ... dan makanan Prancis.


Genre : Animasi, Komedi, Keluarga
Tanggal Rilis Perdana : 03 Juli 2013
MPAA Rating : Semua Umur
Studio : Universal Pictures

Sutradara : Chris Renaud, Pierre Coffin
Produser : Christopher Meledandri, Janet Healy
Penulis Naskah : Ken Daurio, Cinco Paul
Pemain : 
Al PacinoSteve CarellKristen WiigMiranda CosgroveRussell Brand, Steve Coogan, Moises Arias, Elsie Kate Fisher

Despicable Me 2 berkisah tentang Gru bersama 3 teman kecilnya yang tergabung dalam sebuah organisasi. Kemudian muncullah penjahat yang berusaha untuk menculik Gru. Apakah Gru selamat dan berhasil lolos dari penjahat yang akan menculiknya? liat aja sendiri  :p

Bersama Universal dan Illumination Entertainment Despicable Me 2 sekarang diputar di bioskop, di sini ada lima hal yang perlu diketahui tentang makhluk aneh-nakal-lucu-kuning, yang banyak disukai oleh semua kalangan di dunia :

1. Para pelayan yang disuarakan oleh Despicable Me 2directors Pierre Coffin dan Chris Renaud.
Coffin menceritakan bahwa ketika vokalisasi awal untuk antek Gru yang tidak bekerja, dia melangkah untuk membuat tes. "Saya bilang [Penerangan pendiri-CEO dan produser] Chris Meledandri, 'Mari saya membuat tes. Ini tidak akan menjadi seorang pejabat, melainkan hanya untuk menunjukkan siapa pun yang akan merancang suara cara untuk pergi '.... Ketika saya bertanya Chris mendengarkannya, ia berkata, 'Well, kau akan menjadi suara para pelayan.' "

2. Bahasa pelayan 'termasuk referensi Perancis, Spanyol ... dan makanan.
Dalam memberikan suara Minion, Coffin menggunakan kata-kata dari bahasa termasuk Perancis, Inggris, Spanyol dan Italia. "Ada banyak referensi makanan," tambah Renaud. "Misalnya, 'poulet tiki masala' adalah Perancis untuk hidangan ayam India."

3. Minion mengambil giliran jahat di Despicable Me 2.
"Dengan gaya rambut liar dan gigi besar mereka, [para pelayan jahat] adalah antitesis dari para pelayan kuning lucu," kata produser Janet Healy. "Purple dan kuning di sisi berlawanan dari spektrum warna. Sementara Minion baik sebagian besar botak, orang-orang ini benar-benar berbulu. Mereka berkedut dan sebenarnya sedikit menakutkan ... tapi dengan cara yang menyenangkan. "

4. Looney Tunes membantu mengilhami pelayan jahat.
"Ada klasik Looney Tunes kartun besar di mana minuman Tweety Bird yang Jekyll ¬ ¬ dan Hyde rumus dan menjadi rakasa berbulu besar," kenang Renaud. "Ide sesuatu yang lucu menjadi sesuatu yang mengerikan merupakan pemikiran menarik. Kami selalu tertawa karena para pelayan, meskipun mereka pelayan yang bekerja untuk orang jahat, tidak benar-benar jahat sama sekali. "
CERITA: Box Office Report: 'Despicable Me 2' Leaving 'Lone Ranger' in the Dust

5. Sandra Bullock dan Jon Hamm akan bergabung dengan keluarga pelayan.

Minions, sebuah film animasi yang dibintangi Bullock dan Hamm, adalah dalam produksi, dengan Coffin mengarahkan. Hal ini dijadwalkan untuk 19 Desember 2014, rilis

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

MONSTER UNIVERSITY

Hei aku mau ngepos tentang film animasi yang suudah tayang tapi aku belum liat :’’ sedihh :’ kenapa? Soalnya aku lagi di Banyuwangi terus waktu aku ke Jember MUnya sudah diganti </3 aaaaa! Rugi ga liat !! padahal itu lucuu :’
Mau tau tentang Monster University? Yokkk capcus..

*next
                MONSTER UNIVERSITY


Genre : Animasi, Komedi, Fantasi
Tanggal Rilis Perdana : 21 Juni 2013
MPAA Rating : Semua Umur
Studio : Walt Disney Picture Official Site

Cast and Crew
Sutradara : Dan Scanlon
Produser : Kori Rae
Penulis Naskah : Dan Scanlon, Daniel Gerson, Robert L. Baird
Pemain : Billy Crystal, john Goodman, Steve Buscemi, Dave Foley, Joel Murray, Sean Hayes, Bonnie Hunt, Beth Behrs

         Monster University bergenre fantasi ini menceritakan tentang persahabatan dua orang monster yang bersekolah di Monster University. Sebuah universitas yang memiliki kelas scare program yang sangat bergengsi di Monster University (MU).  Mike, si hijau bermata satu yang sama sekali tidak menyeramkan dan Sully, monster dari keluarga Sullivan yang sangat terkenal menyeramkan dan berprestasi.
        
Mike dan Sully saling bersaing satu sama lainnya. Sully merasa memiliki segalanya karena berasal dari keluarga Sullivan dan Mike, yang sering tidak diperhitungkan, harus belajar lebih giat dan berusaha sebisa mungkin tetap berada dalam scare program bersama dosen Dean HardScrabble. Dosen yang terkenal sangat legendaris dan kejam.
        
Baik Mike dan Sully keduanya dikeluarkan dari scare program karena mereka membuat kesalahan merusak kaleng pendeteksi takut. Sejak keluar dari program itu lah kemudian jalan cerita semakin seru, yang membuat Mike dan Sully menjadi sahabat dekat.
        
Film-film animasi keluaran Walt Disney dengan penggunaan animasi CGI memang selalu menarik perhatian, kualitas animasinya yang selalu membuat saya terpukau. Sama halnya saat saya menonton Kungfu Panda, ketika Mister Shifu yang memiliki bulu yang tebal tampak bulu tersebut bergerak saat ditiup angin, atau lantern yang dilepaskan Rapunzel dan Eugene pada Tangled terbang di angkasa dengan sangat alami. Begitu juga dengan MU, mata Mike yang bening dibuat seumpama cermin, dan bulu Sully yang merontok alami.
        
Kembali pada jalan cerita MU, dalam film ini banyak sekali pelajaran penting yang disampaikan dengan sangat asik. Butuh team building ketika bekerja dalam satu grup, saling percaya dan tidak meremehkan satu sama lainnya. Bahwa setiap kita dilahirkan tanpa pilihan. Ada yang lahir dari keluarga yang sudah memiliki nama besar, atau ada yang lahir dengan wajah sangat lucu. Ada yang kemudian menjadi coach, ada yang menjadi pemain utama. Namun setiap orang harus punya passionnya masing-masing.
        
Ini pesan yang disampaikan lewat tokoh Mike, si mata satu yang sama sekali tidak seram, namun berusaha sekuat tenaga untuk mempelajari semua teknik dalam scare program, dia kemudian berada di balik kesuksesan sahabat-sahabatnya yang tergabung dalam Ozzka Kappa, termasuk Sully yang ternyata sama sekali tidak menguasai pelajaran dalam scare program.
        
Ada satu kalimat yang diucapkan Mike, setelah usaha maksimal yang ia lakukan agar tetap bertahan di scare program.

I’m Ok just being Ok!
(Aku baik-baik saja hanya menjadi orang yang biasa saja!)

         Film ini lucu, menarik dan sangat menghibur, meskipun bahasa pengantarnya tetap dalam english, anak-anak yang belum bisa membaca artinya pun masih tetap bisa menikmati film ini. Terbukti anak-anak yang ikut nonton bersama saya saat itu, duduk anteng, tertawa bersama hingga film selesai, atau ikut bertepuk tangan saat grup Ozzka Kappa menjadi pemenang dalam sebuah kontes. Bagi orang tua seperti saya, film ini sangat menghibur, apalagi ada pesan moral yang ingin disampaikan dalam film ini yang kemudian bisa diteruskan kepada anak-anak kita.


Lebih dari itu, saya pikir Walt Disney punya misi tertentu untuk anak-anak, lewat Monster University anak-anak tidak perlu takut dengan monster hingga terbawa ke dalam mimpi buruk. Two thumb ups! Untuk film Monster University.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS